Sabtu, 29 September 2012

Jurnal Cinta :p


Coretan ini dibuat cuma sekadar sebagai coret-coretan , tanpa makna yang sangat berarti , mungkin .
Cuma bertanya-tanya aja, sebenarnya gimana sih wujud perasaan yang dinamakan cinta oleh orang-orang ?
Oke, lebih tepatnya gimana kita bisa mengenalinya.
Banyak orang menyembunyikan perasaan-perasaan lain dibalik kata cinta. Seringkali banyak orang yang salah arti antara nafsu atau cinta, antara hasrat dan cinta, antara menyenangi seseorang dengan cinta, dan lain-lain. Kadang , banyak orang salah mengartikan kagum sebagai perasaan cinta, banyak yang menganggap perhatian merupakan cinta , atau yang lain.
Banyak orang senang untuk mendefinisikan arti cinta. Mencoba mencari dasar-dasar sifat yang selalu ditampakkan oleh cinta. Banyak teori, banyak puisi, banyak cerita, tapi ketika realita yang ada mulai menapak, kita seringkali terkecoh oleh perasaan, dari sekian banyak perasaan, kita paling sulit mendefinisikan cinta.
Dendam, iri hati, kebencian, mudah untuk dikenali , kita langsung bisa menyatakan ketidaksukaan kepada seseorang sebagai benci , atau berkedok iri hati. Tapi kita nggak bisa langsung menyimpulkan seseorang yang suka kepada kita itu sebagai cinta bukan?
Ada anggapan yang menyatakan suka itu nggak berarti cinta , kita bisa suka kepada teman kita, sebagai teman, HANYA sebagai teman, lantas , gimana dengan definisi suka yang termasuk bagian dari cinta?
Saking susahnya dikenali , sekarang muncul banyak orang yang bingung dengan perasaan cinta tersebut. Banyak orang yang menganggap dia mencintai orang lain, tapi kemudian menyakiti. Banyak yang menganggap cinta kepada orang lain, tapi tidak mau mengikrarkan cinta tersebut , kenapa? Karena dia juga nggak bisa menggambarkan secara nyata perasaan yang dimiliki itu adalah benar cinta.
Banyak pendapat , banyak anggapan yang kadang membuat definisi cinta kian rumit. Haruskah cinta didefinisikan?  Jika cinta adalah sesuatu yang universal seperti yang dikatakan setiap orang, kenapa setiap orang memiliki paradigma sendiri yang kadang saling bertolak belakang ?
Bagi beberapa orang , cinta itu harus memiliki. Mereka menganggap ketika dua orang yang saling mencintai , ditakdirkan untuk bersama, bagaimanapun caranya dan hambatannya. Dua orang yang saling mencinta yah harus bersama-sama. Lantas, gimana dengan mereka yang menganggap bahwa cinta itu tak harus memiliki? Jika saling cinta, dan terhambat oleh masalah atau hal lain, cinta nggak bisa dipaksakan untuk membuat hubungan antara dua orang , cinta bukan alasan untuk dua orang saling memiliki.  Cukup hanya individu dengan perasaan cinta-nya , tak harus bersama-sama.
Ada yang bilang , cinta adalah pengorbanan. Ketika dua orang manusia diberi anugerah untuk dicintai dan mencintai , pengorbanan adalah harga mati yang harus dibayar. Eum,  misalnya , pengorbanan cinta adalah dengan tak harus memiliki (seperti teori cinta tak harus memiliki) , mungkin aku memikirnya lebih kepada cinta yang bertepuk sebelah tangan. Jika seseorang mencintai orang lain tetapi tidak berbalas, di kondisi inilah mungkin yang disebut dengan pengorbanan. Mengorbankan orang lain untuk bersama orang yang dicintainya. Atau mungkin pengorbanan yang dilakukan ketika berpacaran atau menikah. Ketika pacaran, seberapa sering kita membalas sms, atau menghubungi pacar dengan mengorbankan uang jajan untuk membeli pulsa? Atau pengorbanan istri yang harus menerima bagaimanapun kondisi kehidupan bersama suami-nya kelak.
Aku bingung, apakah sesuatu seperti menikah dengan alasan saling cinta namun memiliki kemampuan untuk membiayai rumah tangga dan lain sebagainya itu dapat juga disebut pengorbanan cinta? Menikah dengan kondisi finansial yang belum mantap dan bersama-sama menjalani rumah tangga itu adalah pengorbanan juga?  Banyak kisah cerita romantis yang mengangkat tema ini, memulai perkawinan dari nol, membangun keuangan bersama-sama, menjadikan cinta sebagai kekuatan luar biasa dari kehidupan rumah tangganya.
Tapi, salahkah ketika wanita memilih seorang pria yang nggak hanya cukup tanggung jawab dan pekerja keras, tapi juga sudah memiliki finansial yang cukup? Mengapa begitu banyak pandangan negatif tentang wanita yang ingin memiliki suami yang setidaknya sudah punya pekerjaan tetap? Oke, aku perjelas , finansial yang cukup bukan berarti suami harus direktur atau pengusaha kaya raya , tapi suami sudah mampu menjamin kebutuhan primer rumahtangganya (sandang-pangan-papan).  Ketika seorang yang belum memiliki pekerjaan melamar wanita , secinta apapun dia , apakah wanita tidak boleh mempertimbangkan aspek ini? Apakah wanita langsung dituduh matre dan gak cinta? Sebenarnya siapa yang mendefinisikan cinta berarti nggak berpikir panjang?
Cinta itu , haruskah meminta maaf?
Banyak yang bilang, ketika anak manusia saling mencintai , kata “maaf” tidaklah perlu terucap , ketika saling mencintai , dua orang akan saling mengerti hati masing-masing , akan saling memahami dan mengerti satu sama lain. Tapi , semua kah?
Kadang, ketika seseorang berbuat salah ,atau kita berbuat salah, apakah kita nggak ingin setidaknya mendengar kata maaf? Apa itu cuma aku aja ya? K
Semakin kesini , aku masih menganggap cinta itu terlalu abstrak, terlalu ribet , terlalu manusia.
Seorang ahli psikologi menyatakan bahwa manusia , agar dapat hidup sebaik-baiknya di dunia ini, haruslah memiliki cinta. Cinta itu menurutnya adalah tanggung jawab, cinta itu adalah pengetahuan, cinta itu adalah kepeduliaan, cinta itu adalah hormat.  Cinta menurutnya adalah sesuatu kebersamaan yang memungkinkan individualitas. Ups. Bersama dan individu digabungkan dalam satu kalimat tanpa kata atau sempat membuatku bingung. Halah, ribetnya.
Tapi , setelah aku pikir-pikir, mungkin ini adalah jawaban dari bentuk cinta sebenarnya.  Mencintai itu berarti bersama-sama, melalui hal –suka duka, sakit sehat , susah senang- bersama . Ya, dikatakan cinta itu adalah ketika dua orang memiliki perasaan yang sama , memiliki keinginan yang sama untuk bersama, ketika memiliki tujuan yang sama –meskipun dengan cara yang berbeda untuk mencapai tujuan tersebut- . Dua orang yang mencintai bisa saja memilih jalan yang berbeda untuk mencapai tujuan-nya , tapi bukan berarti mereka berpisah , jalan yang berbeda bisa dilewati dengan berpegangan tangan, misalnya.  Berbeda bukan berarti menjauh, mungkin kurang lebih makna-nya sama dengan Bhineka Tunggal Ika.
Ketika seseorang mencintai orang lain, mereka memiliki sesuatu yang dibagi bersama, tapi juga nggak saling menghalangi pribadi untuk melakukan hal yang disukainya. Sederhananya , bukan cinta namanya jika jalan sama sahabat aja nggak bisa. Bukan cinta namanya kalo dilarang nge-gym karena takut dikerumunin cewe lain. Individu itu menghormati ke-pribadian tiap orang. Mungkin, dari sinilah dapat dikembangkan teori bahwa cinta itu sebuah kepercayaan.
Begitu indahnya definisi cinta yang dikemukakan ahli tersebut J
Tapi , aku masih begitu banyak pertanyaan tentang ini. Entahlah, mungkin karena aku belum pernah merasakan definisi cinta yang sepertinya banyak dikemukakan. Atau apakah cinta itu nggak harus memiliki semua ciri teori diatas?
Sebenarnya , apakah cinta itu mempunyai batas waktu? Eum, kadaluarsa misalnya?
Kalau sebegitu sesuatunya cinta itu, mungkinkah kita akan benar-benar mencintai seseorang sampai akhir hayat? Bukankah sebagian mengatakan bahwa cinta itu hormonal? Apakah cinta itu juga mengalami fluktuasi naik turun, bosan atau tidak?
Aku hampir-hampir nggak peraya dengan pernyataan seseorang yang bilang ‘setiap kali melihatnya aku merasa jatuh cinta’ . euuuuummmm *mutarbolamata.
Atau, yang bilang ,’selama 20 tahun aku menikah, aku mencintainya, walaupun dia sering memukuliku dan beberapa kali selingkuh. Aku yakin dia akan berubah’. UPS. Seperti ini kah cinta? :’|
Atau orang yang mengatakan ,’ setelah 50 tahun, aku masih memiliki cinta untuk cinta pertamaku. Sekalipun aku menikah, aku masih memikirkan dia’ ....
 Yang jelas,  setiap orang seringkali menganggap perasaan yang dimiliki-nya adalah cinta. Apakah cinta itu juga merupakan pemukulan? Apakah pengekangan adalah cinta? Apakah menikah dengan oranglain tetapi masih mencintai pacar yang lama dapat dikatakan cinta, bukannya suatu penghianatan terhadap cinta? Entahlah, manusia memiliki versi sendiri – sendiri dengan cinta, mungkin...
Dan aku menghargai perbedaan itu.
Salah satunya adalah, masalah cinta menunggu atau tidak. Berapa banyak sih orang yang mengatakan bego atau bodoh sama orang yang mungkin masih menunggu cinta-nya? Aku pernah baca sebuah komik, seorang ibu dan anak yang menunggu kedatangan ayah mereka , seorang pelayar dan petualang. Ayahnya memiliki keinginan untuk keliling dunia, cita-cita lebih tepatnya.  Istrinya mengizinkan untuk pergi, dan berkata akan menunggu suaminya kembali. Tapi, sampai dia meninggal , dan anaknya tumbuh dewasa, si suami nggak kunjung pulang. Banyak yang mencemooh , mengatakan betapa bego-nya mereka.
Kalau dipikir sekilas, iya juga. Sekian lama ditinggal , kenapa masih menunggu? Bukankah dia bisa saja melupakannya? Atau mencari orang lain? Mengapa mau digantung oleh janji-janji? Mengapa membiarkan si suami menjalankan ambisi-nya? Seperti apa cinta yang kaya begini? Apakah cinta memberi ketidakpastian? Apakah cinta justru yang membuat orang merasa dipermainkan?
Dan, hampir di akhir cerita, si anak mengatakan begini , “Ibu mencintai ayah , dan dia mencintai juga cita-cita ayah. Mereka mencintai, tapi mereka sama-sama memiliki impian. Impian ayah berkeliling dunia, dan impian ibu untuk merawat ku. Kami nggak bodoh , ayah juga nggak bersalah, semua ini adalah keputusan kami. Kami yang memutuskan untuk membiarkan ayah pergi, dan kami yang memilih untuk menunggunya. Jangan salahkan ayah yang tidak kembali, karena kami-lah yang memilih untuk tetap menunggu, dengan semua resikonya”
WOW.
Cinta itu sesuatu yang sangat kompleks. Paket lengkap.
Cinta nggak sekedar masalah bersama, tapi juga menghargai individu , cinta nggak sekedar berkorban tapi juga mengorbankan , cinta nggak hanya suka tapi juga duka, tidak hanya sehat tetapi juga sakit, tidak hanya senang tapi juga susah , cinta nggak cuma sekedar perasaan tapi juga logika, cinta nggak hanya sekedar meminta maaf, tapi juga memberi maaf . Yang paling terakhir, cinta nggak cuma sekedar menerima apa adanya, tapi juga membuat keputusan dalam pilihan.
Cinta itu beresiko, dia bagai pisau bermata dua. Bisa membuat bahagia dan menderita bersamaan. Tapi toh masih jarang orang yang jera untuk merasakannya. Mungkin karena inilah cinta disebut anugerah. Hahaha :D
Tapi yang paling pasti , cinta itu membahagiakan. Jika kau menemui lebih banyak penderitaan dan kesedihan dengan cinta yang kau rasakan, mungkin itu bukan cinta~
Atau, entahlah, cinta itu ribet...